Seorang majikan mengambil dua orang hamba dalam perjalanan menuju rumahnya.. Perjalanan itu sangat jauh dan berliku, penuh tantangan dan hambatan.
Dia menjanjikan upah yang sama kepada hamba-hambanya tersebut yaitu dapat tinggal bersama dalam rumah majikannya tanpa status sebagai hamba. Alangkah senangnya mereka.
Namun dalam perjalanan yang jauh itu, salah seorang hamba melayani majikannya dengan banyak perhitungan. Dia dapat melakukan pekerjaan yang diperintahkan majikannya bila ia diberi uang terlebih dahulu. Maka dia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan senang dan cepat.
Berbeda dengan hamba yang lainnya, dia melakukan semua perintah majikannya dengan senang hati tanpa paksaan walau kadang terasa berat dan lelah. Dia tidak merasa iri dengan kawannya itu.
Akhirnya perjalanan yang melelahkan itu berakhir dan tibalah mereka di rumah majikannya.
Rumah itu sangat besar dan megah dikelilingi pagar yang tinggi, hijaunya pepohonan mengitari halaman rumah mewah itu. Terdengar suara tawa dan senda gurau yang sangat dari dalam sepertinya mereka sedang berpesta merayakan sesuatu.
Raut wajah kedua hamba tersebut tidak dapat disembunyikan lagi, hati mereka berdetak kencang menunggu janji yang diucapkan majikannya dulu.
Lalu majikan mengambil seorang hambanya yang setia untuk masuk ke dalam rumahnya bersama-sama dia.
Sedang hambanya yang lain bingung karena dia ditinggal sendiri tanpa diajak. Berkatalah dia kepada majikannya " Tuanku, mengapa aku tidak diajak serta, bukannya upah kami berdua sama agar bisa tinggal dalam rumah Tuanku tanpa status hamba?"
" Memang benar itu janjiku kepadamu, tetapi bukannya selama perjalanan engkau sudah memperhitungkan semua yang menjadi upahmu dalam melayani aku. Sekarang upah bagianmu sudah tidak ada lagi ". jawab majikannya.
Maka pergilah hamba tersebut dalam kesesakan, hanya penderitaan yang ia terima karena tidak ada satupun yang dapat ia sentuh karena kepapaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar